Guru bukan sekedar profesi yang berlaku
pada jam kerja yang ditentukan. Seluruh hidupnya merupakan dedikasikan terhadap
dunia pendidikan. Oleh karenanya guru bukanlah pekerjaan biasa.
Kata guru sering dipanjangkan sebagai “digugu dan ditiru” atau orang yang mesti ditaati tutur katanya dan ditiru pola perilakunya. Dengan tugas mulai itulah status sosial guru sangat positif yang bukan karena harta kekayaannya melainkan dari peran serta tangungjawab sosial keguruannya.
Ilustrasi, siapapun ketika menulis akan terasa manfaatnya. |
Bahkan dalam tradisi masyarakat tertentu, menyebut kepada guru cukup dengan “Pak Guru“ saja, hanya karena terlalu lancang jika menyebut nama.
Tugas utama guru mengajar dan
mendidik yang dapat dilakukan tidak hanya di kelas atau di ruang simposium dan seminar.
Melainkan di mana saja, di semua tempat dan setiap saat.
Di zaman modern saat ini dengan teknologi informasi dan komunikasi menawarkan berbagai media yang semakin memudahakn para guru atau siapa untuk mengajar. Dampak positifnya, ketersebaran informasi dan akses pada ilmu pengetahuan semakin merata dan manfaat keilmuan para guru semakin luas.
Guru, dengan kiprah seperti dikemukakan
di atas merupakan “Guru Plus-plus”. Guru yang memiliki kemampun menuangkan gagasan
melalui tulisan serta menyebarkan melalui berbagai media.
Pentingnya Menulis Bagi Guru
Keahlian menulis gagasan serta
pemikiran yang kemudian bisa dibaca banyak orang, masih kalah banyak dengan keahlian
orang-orang berbicara. Meskipun berbicara dengan baik dan benar juga tidaklah lebih
sulit dari menulis.
Tata cara berbicara, kedua orang tua sudah memperkenalkannya dan langsung berinterkasi meskipun dengan kosa kata yang sangat terbatas. Bahkan ketika anak masih dalam kandungan. Sedangkan dunia tulis umumnya dikenalkan kepada anak-anak ketika usai mereka sudah “lebih dewasa” dan dianggap cakap.
Untuk pertama kali menulis memerlukan energi khusus. Menulis dalam arti bukan sekedar menyadur, memindahkan aksara dari satu media kepada media lain. Melainkan menuangkan pikiran, gagasan, saran bahkan kritik dan ilmu melalui tulisan yang terstruktur yang dapat dibaca dan dipahami.
Menulis di level ini hanya orang-orang tertentu bisa melakukannya dan tidak semata-mata muncul dari bakat atau by given. Perlu proses latihan yang tekun dengan sikap pantang menyerah.
Guru jika mahir menulis dampaknya akan semakin luas bagi masyarakat. Ketika mereka memiliki tips jitu dalam mengajar “mata pelajaran yang sulit dipahami” kemudian ditulis dalam blog atau koran bahkan buku, orang lain akan membaca dan merasakan manfaatnya.
Selain manfaat tidak langsung, manfat juga bagi diri sendiri. Sertifikat, piagam lomba dan semua terkait prestasi menulis akan menjadi kredit poin untuk meningkatkan atatus profesi keguruannya. Hal yang sama, ketika jadi pembicara, motivatir dan trener.
Prinsip dasar, kegiatan menulis merupakan aktifitas yang sangat terbuka bagi siapapun baik sebagai profesi maupun hobi. Uniknya, ketika seseorang menulis, tidaklah harus meninggalkan pekerjaan asalnya. Justeru yang terjadi, para penulis merupakan orang-orang yang memiliki spesifikasi keilmuan atau keahlian tertentu di samping mereka mengkomunikasikan kepada masyarakat melalui tulisan.
Dari sisi komunikasi sama halnya dengan para penceramah dan motivator menyampaikan gagasannya melalui ucapan lisan, sedangkan penulis melalui aksara. Dan tahukah anda bahwa, para motivator, para ulama bahkan Filosof sejak Zaman Yunani, abad pertengahan dan masa “pencerahan” baik di dunia Timur dan Barat mereka selain penceramah ulung juga merupakan penulis hebat yang karya-karyanya bisa dibaca hingga kini.
Guru Blogger Seperti Om Jay
Salah satu guru penulis dan juga
blogger yang saya kenal selama di Kompasiana adalah Wijaya Kusumah. Ia seorang
guru SMP Labschool Jakarta dengan panggilan blogger Om Jay.
Di Kompasiana Om Jay memiliki akun http://www.kompasiana.com/wijayalabs dan di luar Kompasiana dia membangun web site dengan alamat http://wijayalabs.com. Sebagai aktifis dunia maya ia juga mendirikan komunitas Blogger Bekasi dengan web site www.bloggerbekasi.com .
Tulisan yang telah dipublis di Kompasiana sebanyak 2.875 dengan bahasan utama seputar pendidikan, Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK). Om Jay sering mengkritisi tentang Kurikulum 2013 yang menurutnya mematikan profesi guru TIK di sekolah di seluruh Indonesia.
Di Kompasiana, Om Jay juga cukup ngetop. Dalam perayaan ulang tahun Kompasiana bertajuk Kompasianival Hero Inside You tahun 2012, Om Jay meraih predikat Guru “Paling Nge-Blog”. Saat penyerahan penghargaan itu saya hadir dan menyaksikan Om Jay dengan kopiah putihnya menerima penghargaan di atas panggung.
Sementara itu, Kompas Edisi Selasa, 28 Mei 2013 pernah memuat kiprah Om Jay dengan judul “Wijaya Kusumah, Guru yang Suka Nulis dan nge-Blog”. Menurut reportase tersebut, berkat keranjingan menulis di blog, Om Jay mampu menghasilkan sedikitnya 8 buku. Gaya penulisan yang renyah dan sederhana membuat tulisan-tulisan Om Jay mudah dimengerti dan mendapat pembaca setia.
Kini Om Jay aktif sebagai pembicara seminar blogger dan guru pegiatan TIK. Saya juga sempat menghadirkan Om Jay bersama Pepih Nugaraha (Kang Pepih) yang juga bos Kompasiana, dalam acara pelatihan guru Nge-Blog yang kami gelar dengan Kompasioner Usaman Kusmana di Tasikmalaya.
Om Jay selalu mengajak dan membeberkan manfaat menulis khususnya bagi para guru dengan mottonya yang terkenal “Menulislah setiap hari dan anda akan meraakan manfaatnya”.
Yang dapat saya catat dari sang guru blogger seperti Om Jay, kesungguhannya dalam menjalanan tugas serta hobinya. Sebagai guru ia memiliki tugas utama yakni mengajar, sementara menulis hanya sekedar hobi yang adakalanya belum memberi keuntungan material.
Dan seiring berjalannya waktu, dengan berbagai prestasi dan penghargaan, kini sang guru penulis ini merasakan buah manis dari hobi dan dedikasi terhadap dunia pendidikan tersebut.
Di luar sana tentu banyak sekali guru penulis dan blogger yang patut digugu dan ditiru untuk menambah kualitas para guru. Semua itu saya kemukakan sebagai contoh dan motivasi. Dengan demikian, siapapun anda apalagi guru tak ada alasan untuk tidak menulis. Maka, mari menulis dan rasakan manfaatnya. Semoga...!
0 komentar:
Posting Komentar